Translate

07/06/07

Enam Ajakan Syaithan

Beberapa teman sering bertanya, kenapa sih kalau ada acara penerobosan dari pusat kok selalu kelihatan ‘menarik’? Sebenarnya saya juga ingin sekali bertanya mengenai hal ini. Sayang, sudah kedahuluan ditanya, sehingga saya berada pada posisi memberi jawaban bukan bertanya. Walhasil, saya harus peras otak mencari dalil-dalil yang relevant untuk menjawabnya. Tidak ro’yu tidak asbun, namun tetap dengan panduan ilmu serta kecermatan yang tinggi.

Penjelasan saya mulai dengan: zurhibban tazdad hubban. Dalil ini bisa ditemui di K. Ahkam, yang artinya “Jarang-jarang datang itu semakin menambah cinta.” Acara penerobosan begitu menarik sebab memang acara tersebut jarang-jarang ada dan diadakan. Berbeda halnya bila berlangsung marathon. Juga berbeda bila keadaan ini rutin dengan tenggat waktu yang pendek, fa insya allah akan berkurang nilai ketertarikannya.

Berikutnya adalah adanya kalimatul hikmah. Dalil dalam K. Ahkam menyebutkan bahwa kalimatul hikmah adalah dholatul mukmin – barang hilangnya orang iman, maka dimana dia berada mukminlah yang berhak. Jadi menariknya adalah karena memang yang disampaikan adalah barang hak – kalimatul hikmah. Ada sesuatu yang baru, yang belum pernah kita dengar sebelumnya. Misalnya seperti yang disampaikan Pak Syakar tentang enam (6) ajakan syaithan. Mungkin kita sudah pernah dengar dan sudah mafhum, tetapi ketika kita mendengarnya kembali seolah menemukan hal baru sehingga nyanthol di hati. Beliau menguraikan:

PERTAMA adalah ajakan syirik, menyekutukan kepada Allah. Syaithan selalu berusaha setiap saat bagaimana manusia bisa syirik baik yang khouf maupun yang terang-terangan. Jika tidak bisa diajak syirik, maka syetan akan melakukan ajakan

KEDUA yaitu dengan bid’ah. Sedikit demi sedikit manusia digiring untuk mengerjakan bid’ah. Beliau mencontohkan seperti do’a adzan yang di TV-TV itu. Awalnya sudah bener tetapi di akhir kalimat ada tambahan innaka laa tukhliful mii’aad. Lama-lama nggak terasa kita akan ngikuti.

KETIGA, syetan mengajak melakukan dosa besar seperti zina, minum arak, dll. Jika dengan dosa besar tidak bisa, maka diajak untuk melakukan dosa-dosa kecil.

KEEMPAT adalah melakukan dosa kecil.

KELIMA adalah mengerjakan lahan

KEENAM adalah meremehkan waktu. Seperti susah beranjak dari nonton TV dan mengulur-ngulur waktu sholat.

Beliau menyebut dengan tegas TV adalah syaithan-syaithan kecil yang berada di rumah. Dan anehnya sungguh kebanyakan dari kita telah memeliharanya, minimal 14 inch sampai 29 inch. Jadi sekarang banyak jm yang memelihara syaithan di rumahnya.

Selanjutnya adalah yarfa’illaahu al-ladziina aamanuu walladziina uutul-ilma darojah. Bukti bahwa Allah mengangkat derajatnya orang yang beriman dan orang-orang yang diberi ilmu. Bentuknya bisa terlihat dengan sebuah yoni, wibawa dan karisma yang melekat pada diri seseorang tatkala berbicara (nasehat). Bahkan di ayat lain disebutkan salah satu keutamaan orang yang rajin bangun malam adalah qoulan tsaqiilan – ucapan yang berat, beryoni, nandes, didengar dan ngresep. Bahkan sehabis mendengarkan nasihat Pak Syakar seolah ada dorongan tersendiri untuk menjalankan semua nasehatnya. Bagaimana memperbanyak dzikir, bangun malam, dan menjauhi lahan. Seolah ada kekuatan yang muncul dalam sanubari, sampai-sampai mau nonton TV saja merasa takut. Ada kekuatan untuk menghindar. Tiba-tiba sepertiga malam yang akhir bisa bangun. Ada kekuatan terpendam yang muncul ke permukaan. Dan perasaan itu terus menggema dalam diri saya selama 3 hari berturut- turut, bahkan 1 minggu masih menggejala. Masih terasa. Alhamdulillah,... luar biasa. Jarang sekali saya mendapatkan efek basyiron wanadziron seperti itu. Tapi itulah faktanya. Jadi memang penyampainya yang faqih sehingga bisa menyemangati sekelilingnya bak mentari.

Itulah tiga hal yang saya sampaikan untuk menjawab rasa penasaran teman saya. Tak lupa diakhir wejangan saya katakan bahwa kita harus siap: undhur ma qiila walaa tandhur man qoola. Sebab jika kita benar-benar bisa menghayati petuah tersebut dijamin niat karena allah kita sudah pas. Masalahnya tidak semua penasehat bisa seperti Pak Syakar. Yang jelas yang disampaikan adalah barang hak – 5 bab – qhj. Siapa pun penyampainya, kita sebagai pendengar harus bisa sami’na. Sekarang ataupun nanti(KS).

Tidak ada komentar: