Translate

04/02/09

ESENSI PERKAWINAN DALAM ISLAM

Seduluur..pembaca setia blog perkawinan bahagia...yg saya cintai
Mohon maaf....lamaaaa sekali tidak posting....Beberapabulan yll saya resign dari kantor saya..
saya full bisnsis aja....Tulisan berikut ini buat mba teeka...smoga cepat dapat gandengan...amiiin

ESENSI PERKAWINAN DALAM ISLAM

1. Jodoh adalah Takdirnya Alloh.

Alloh telah berfirman dalam Alquran surat Ar-Ruum ayat 21
”Wa min aayaatihii ankholaaqolakum min anfusikum azwaajan litaskunuu ilaihaa, wa ja’ala bainakum mawaddatan warohmah, inna fii zalika la aayaatin yatafakkaruun”

Artinya:
”Dan sebagian dari tanda-tanda kekuasaan Alloh bahwa Alloh telah menciptakan untukmu isteri-isteri dari kalanganmu sendiri, agar kamu sekalian tentram kepadanya, dan Alloh telah menjadikan diantara kamu sekalian rasa kasih dan sayang. Sesungguhnya didalam demikian itu terdapat tanda-tanda kekuasaan Alloh bagi orang-orang yang berfikir."

Penjelasan:
Ayat ini menjelaskan TENTANG PERJODOHAN, Bahwa sebagai tanda kekuasaan Allah, Allah telah menciptakan manusia dan memberi setiap diri itu pasangan/jodoh atau istri. Bahkan dalam ayat itu disebutkan jamak yaitu istri-istri artinya satu orang lelaki boleh memiliki istri lebih dari satu (sampai 4). Ayat ini tidak pernah ditafsirkan kalau istri itu harus satu dan/atau sampai mati. Tidak. Garis besar ayat ini menjelaskan adanya pasangan/jodoh bagi setiap individu.

2. Menikah-lah Maka Rejekimu akan Lancar

Firman Alloh dalam Alquran surat Ar-Nuur ayat 32

”Wa ankihuulayaamaa minkum wassholihiin min ibaadikum wa imaaikum iyyakuunu fuqoroo’a yughnihimulloohu min fadlih. Waaloohu waasi’un ’aliim”

Artinya:
"Dan nikahkanlah orang-orang yang sendirian di antara kamu, dan orang-orang yang layak (menikah) dari hamba sahayamu yang lelaki dan hamba-hamba sahayamu yang perempuan. JIKA MEREKA MISKIN ALLAH AKAN MENGKAYAKAN MEREKA DENGAN KARUNIANYA. Dan Allah Maha Luas (pemberianNya) dan Maha Mengetahui."

Penjelasan:
Sebenarnya kita tidak perlu ragu lagi untuk menikah, dengan adanya janji Alloh dalam surat diatas kita sudah dipastikan rejekinya, ibarat sungai itu sudah ada jalurnya, lebarnya, dalamnya dan kecepatannya. Kita hanya tinggal berusaha menemukannya saja.

Jika suatu saat ada orang yang mengatakan, "secara materi saya belum siap," saya akan selalu mengejar dengan pertanyaan yang lain, "berapa standar kelayakan materi seseorang untuk menikah?" Tak ada..!!!. Sebenarnya tak ada. Jika kesiapan menikah diukur dengan materi, maka betapa ruginya orang-orang yang papa. Begitu juga dengan kesiapan-kesiapan lain yang bisa diteorikan seperti kesiapan emosi, intelektual, wawasan dan sebagainya. Selalu tak bisa dimatematiskan. Itulah sebabnya saya mengatakan bahwa menikah adalah sesuatu yang sangat kodrati.
Bukan dalam arti saya menyalahkan teori-teori kesiapan menikah yang telah dibahas dan dirumuskan oleh para ahli. Tentu saja semua itu perlu sebagai wacana memasuki sebuah dunia ajaib bernama keluarga.. Sebagai contoh saja, banyak pemuda berpenghasilan tinggi, namun belum juga merasa siap untuk menikah. Belum siap..lah...Belum qodar lah (belum usaha..kok bilang qodar). Lagi nyicil..lah dll begitu sanggah mereka. Itu alasan yang paling mudah dijumpai.