Translate

09/01/14

Nikah Jangan (tunggu) Tua Yaaa...(surat dr seorang pertua)


Luuur,

Dulu itu ada pameo diseputar mahasiswi
Jika ada Mhsi yg disenangi....
Kalau masih Tingkat I (satu) dia akan berkata heh.."Siapa saya..?" Siapa luu..? berani2nya...
Kalau Tingkat II mulai: 'Siapa diaa.."
Udah Tingkat III : Siapa sajaa.."
Setelah Tingkat IV : Siapa mauu dapet hadiah deeh.."

Dibawah ini ada kutipan dari sebuah milist tentang ...Derita seorang Pertua

Nikahilah kami, lindungilah kami, sayangilah kami (terhindar) dari
neraka perawan tua..
Ketika umurku mendekati 20 tahun, aku pernah mengimpikan seperti gadis
lainnya, untuk mendapatkan seorang pemuda (ikhwan) yang konsisten
dengan agamanya, berakhlak mulia, ketika itu akupun mulai menyusun
pikiran dan angan-angan, dan bagaimana cara mendidik anak kami, dan…
dan… seterusnya.

Aku adalah termasuk orang yang memerangi poligami –semoga Allah
melindungi dari sikap itu- sehingga, semata-mata mereka mengatakan
kepadaku: si fulan menikah lagi, aku lepas control, sehingga aku
melaknat laki-laki itu, dan mengatakan, kalau aku di posisi istrinya
aku akan melakukan seperti apa yang dilakukan kepadaku.

Dan aku selalu berdebat dengan saudara laki-lakiku, dan terkadang
dengan pamanku tentang poligami, mereka berusaha untuk meyakinkan
kepadaku untuk menerimanya, namun aku tetapi berkeras kepala dan tidak
ingin menerimanya, akupun mengatakan kepada mereka, “ mustahil wanita
lain menyertaiku dalam suamiku.

Terkadang, aku menjadi penyebab (actor) dalam pertingkaian antara
suami dan istri, karena suaminya ingin menikah lagi, dan akupun
mempropokasinya sehingga ia memberontak kepada suaminya.

Hari-hari pun berlalu, sedengankan aku menunggu dan menunggu arjuna
(uda –minang) impianku, namun tak kunjung datang, aku selalu menunggu
sementara umurku sudah mendekati 30 tahun.

Ya Allah, apa yang aku lakukan? Apakah aku keluar dan mencari
marapulai (penganten laki-laki minang), aku tidak bisa, mereka akan
mengatakan, tidakkah pertua (perawan tua) itu malu? Lalu apa yang aku
lakukan? Tiada lain bagiku kecuali penantian. Pada suatu hari, aku
duduk, dan aku mendengar selah seorang wanita mengatakan: si fulanah
sudah menjadi perawan tua, akupun mengatakan dalam hati ku, wah…
sangat kasihan si fulanah itu dia telah menjadi pertua, namun… si
fulanah itu taunya namaku

Ya Allah, tahunya namaku, aku sudah menjadi perawan tua? Shok / trauma
yang kuat sekali, bagaimanapun aku mengambarkannya kalian tidak akan
bisa merasakannya, aku sudah berada di depan realita, aku adalah
perawan tua.

Akupun mulai menghitung-hitung , apa yang akan aku lakukan, sementara
waktu terus berjalan, hari-hari terus berlalu, aku ingin berteriak,
aku ingin seorang suami, aku ingin seorang laki-laki, yang mana aku
berdiri di naungannya, yang akan membantuku dan memenuhi kebutuhanku,
aku ingin hidup, aku ingin punya anak, aku ingin menikmati hidupku.

Suatu kali, abangku mendatangiku dan berkata: “hari ini telah datang
seorang marapulai untukmu, tapi aku telah menolaknya” dengan
spontanitas aku berkata: kenapa? Tidak boleh?, abangku mengatakan
kepadaku: “karena ia ingin menjadikanmu istri kedua dan aku tahu kamu
memerangi poligami”. Hamper aku berteriak di hadapan wajahnya: “
kenapa abang tidak menyetujuinya? Aku rela untuk menjadi istri kedua,
atau ke tiga, atau keempat.

Sekarang aku mengatahui hikmah Allah dalam berpoligami, ini adalah
satu hikmah yang telah membuatku menerimanya, bagaimana dengan hikmah
yang lain???? Ya Allah, ampunilah dosaku, sungguh aku tidak
mengetahui.”
Ini seruan aku berikan kepada kaum laki-laki, aku katakan kepada
kalian: berpoligamilah, menikahlah satu, dua, tiga dan empat, dengan
syarat ( ada kemampuan dan bersikap adil), selamatkanlah kami dari
neraka pertua, kami adalah manusia, kami merasakan, kami pilu,
lindungilah kami, sayangilah kami.
Ini seruan aku berikan kepada saudariku muslimah yang telah menikah…

Sanjunglah Allah atas nikmat ini, karena ukhti belum pernah merasakan
neraka pertua, aku berharap janganlah ukhti marah jika suami ukhti
ingin menikah lagi dengan wanita lain, janganlah anda halangi dia,
akan tetapi doronglah ia.

Aku tahu, bahwa ini sulit bagimu, akan tetapi, harapkanlah pahala di
sisi Allah, lihatlah kondisi saudarimu yang pertua, janda cerai, janda
kematian suami, siapakah yang mendampingi mereka? Anggaplah dia
saudarimu, anda akan meraih anugerah yang besar disebabkan
kesabaranmu..
Mungkin ukhti mengatakan kepadaku, seorang pemuda akan datang, dan
akan menikahinya. Maka aku mengatakan kepada ukhti: “lihatlah kepada
sensus penduduk, sesungguhnya jumlah wanita jauh lebih banyak daripada
laki-laki, jika setiap laki-laki menikahi seorang wanita saja,
pastilah kebanyakan wanita akan menjadi perawan tua, janganlah ukhti
memikirkan diri sendiri saja, akan tetapi pikirkanlah kami.

Aku mati kebakaran ketika melihat seorang suami yang menggenggam
tangan istrinya, perasaanku bergejolak, tapi tanpa manfaat???

Saudari kalian / Perawan tua

Manfaat poligami:
Semua orang tahu bahwa manfaat poligami adalah factor terkuat untuk
menjaga dari dosa zina.
Merupakan salah satu sarana terbesar mendapatkan kebaikan, berkah, dan
rezki yang banyak.
Hal ini sudah diketahui oleh orang yang beriman dan berpengetahuan.
Jika kamu tidak memiliki keberanian untuk berpoligami, maka arahkanlah
ia kepada siapa yang anda anggap mampu.

Lihat juga fatwa Syekkh bin Baz
Nasehat Syeikh Bin Baz bagi istri tersayang

Pada waktu sahur di salah satu malam sepuluh terakhir ramadhan tahun
1408 dalam program Tanya jawab ( Nur ala darb), Syeikh Abdul Aziz bin
Baz ditanya dengan satu pertanyaan, dimana pertanyaan itu datang dari
penanya di kota Bahah, ia berkata: saya memilik seorang istri dan
dikaruniai beberapa anak dari dia, sementara jiwaku berkeinginan kuat
untuk menikah lagi, setiap kali aku membicarakannya dengan istri ku
akan keinginan saya ini , maka istri berubah sikap dengan saya dan dia
mengancamku untuk pergi pulang kerumah orang tuanya dan meninggalkan
anak-anaknya itu, apa nasehat syeikh untuk saya dan untuk istri saya
wahai syeikh yang mulia?

Syeikh menjawab: “ takutlah kalian wahai hamba Allah perempuan (para
istri) dalam hal itu (poligami), sesungguhnya menikah lagi adalah hak
suami, istri tidak boleh menghalangi suaminya untuk menikah istri
kedua, ketiga, dan keempat. Yang telah menyariatkan poligami itu
adalah Allah dari atas langit ke tujuh, Dia mengatahui apa yang baik
untuk kondisi laki-laki dan kondisi wanita, oleh karena itu Allah
membolehkan dan menghalalkannya disebabkan (dalam poligami itu)
terdapat kemaslahatan yang banyak untuk diri istri sendiri:

1). terkadang suami orang yang pelit dan kikir, maka apabila ia
menikah dengan istri kedua, maka Allah membukakan tangannya untuk
memberi nafkah kepada istri pertama karena harus bersikap adil,

2). dan terkadang bermanfaat untuk suamimu, sehingga ia pun bisa
berbuat baik kepada janda kematian suami, atau janda cerai atau
perawan tua, maka dengan demikian anda akan mendapatkan pahala
disebabkan meridhoinya.

3). Dan terkadang Allah memberinya rezki keturunan anak laki-laki dan
perempuan dari pernikahannya itu, dimana pada masa depan tidak ada
yang berbakti dan membantumu kecuali mereka itu.

4). Boleh jadi suamimu tidak menyukai sebagian karakter dan tabiatmu,
ketika ia sudah hidup dengan istri kedua, maka baru jelas baginya
kelebihanmu ketika dia melihat kekurangan pada istri keduanya dalam
beberapa sisi, sehingga berubahlah penilaiannya kepadamu setelah
mencoba istri selainmu.

5).Ada perkara yang sangat penting dari itu semua, yaitu kebencianmu
terhadap pernikahan suamimu merupakan bahaya yang besar yang bisa
menimpamu, yaitu Allah akan menghancurkan dan menggugurkan amal
kebajikanmu disebabkan kebencian terhadap sebagian ajaran yang
diturunkan Allah. Perintah berpoligami sangat jelas bisa dibaca dalam
firman Allah :

Dan jika kamu takut tidak akan dapat Berlaku adil terhadap (HAK -hak)
perempuan yang yatim (bilamana kamu mengawininya), Maka kawinilah
wanita-wanita (lain) yang kamu senangi : dua, tiga atau empat.
kemudian jika kamu takut tidak akan dapat Berlaku adil, Maka
(kawinilah) seorang saja, atau budak-budak yang kamu miliki. yang
demikian itu adalah lebih dekat kepada tidak berbuat aniaya. (QS
An-Nissa’ : 3)

Membenci apa yang telah Allah turunkan menyebabkan kehancuran amal
kebajikan, Allah berfirman:

Yang demikian itu adalah karena Sesungguhnya mereka benci kepada apa
yang diturunkan Allah (Al Quran) lalu Allah menghapuskan
(pahala-pahala) amal-amal mereka. (QS Muhammad: 9)

(Sumber milist PM)



Tidak ada komentar: