Translate

05/08/14

Hanya Org2 Pemberani Sanggup Menikah

Saya menemukan tulisan ini di Kompasiana yg ditulis oleh Ryan...
Mudah2an ada manfaatnya

"Menikah itu menghindarkan kita dari zina."
"Menikah itu akan membukakan pintu rezeki." 
"Menikah itu… dst dst."

Setelah selama ini menghadiri resepsi demi resepsi pernikahan dan melihat ekspresi pasangan pengantin yang dipenuhi kegembiraan, saya menemukan satu kalimat tentang pernikahan yang menurut saya pas (dengan tidak bermaksud menentang kalimat-kalimat di atas) :

"Menikah itu membutuhkan keberanian"

Keberanian?  Kenapa saya berpikir seperti itu?  Selama ini gambaran yang kita dapat tentang pernikahan adalah gambaran ideal yang manis-manisnya saja ibarat promo "Makan sepuasnya" padahal di bawahnya ada klausul kecil yang berbunyi "Syarat dan ketentuan berlaku" hehehe…

Oke, sila teruskan membaca tulisan saya ini, kenapa menikah membutuhkan keberanian :


  1. BERANI BERKOMITMEN
    Jujur saja, kebanyakan pria adalah makhluk yang tidak mau terikat oleh komitmen.  Pada dasarnya pria suka kebebasan.  Karena itu seorang pria yang memutuskan untuk menikah berarti dia sudah berani berkomitmen.  Berani berkomitmen di sini juga berarti berani mengucap janji suci pernikahan di depan orang banyak, dan berani mempertahankan sampai akhir apa yang sudah diucapkannya.

  2. BERANI MENGHADAP CALON AYAH MERTUA UNTUK MEMINTA ANAK GADISNYA
    Sepede apapun seorang pria, dia tetap down ketika harus menghadap ayah dari gadis pujaannya.  Sang ayah bisa memasang tampang sangar dan berwibawa bila ada laki-laki yang bermaksud melamar anak gadisnya.  Karena itu hanya laki-laki yang punya tekad kuat yang mampu menghadap ayah si gadis dan mengutarakan maksudnya tanpa ragu.

  3. BERANI MENERIMA ORANG LAIN DALAM KEHIDUPANNYA
    Bagi seorang wanita, menerima lamaran dari seorang pria juga membutuhkan keberanian. Keberanian untuk meninggalkan kehidupan sekitar dua puluhan tahun bersama orangtuanya untuk kemudian menjalani hidup bersama seorang laki-laki yang mungkin baru dikenalnya beberapa tahun terakhir.

  4. BERANI BERTANGGUNG JAWAB
    Dalam bahasa sederhananya kalimat ini berarti, "Berani ngasih makan anak orang".  Ya, ketika seorang pria memutuskan untuk menikah, seharusnya dia sudah berani bertanggung jawab untuk mencukupi kebutuhan fisik isterinya.  Berani "Kerja keras.." dan berharap pertolongan Alloh (Red.)

Menikah memang sebuah pilihan, karena itu, "hanya orang-orang pemberani yang sanggup menjalaninya" kata seorang teman.  Untuk Anda yg single, jangan takut untuk menikah.  Meski datangnya keberanian berbeda-beda untuk setiap orang, jangan lupa bahwa :

"Buah paling enak dimakan ketika sudah matang, kopi paling nikmat disruput selagi masih hangat, dan es krim paling enak dinikmati ketika esnya belum mencair"

Artinya?  Yah, menikah paling afdol dilakukan selagi….......

Tidak ada komentar: