Translate

14/06/07

Manusia Lahir Sempurna

Manusia dilahirkan dengan perasaan mampu melakukan segalanya. Sebelum kemudian dikacaukan oleh pesan-pesan ketidakmampuan yang datang dari lingkungannya. Perasaan mampu itu ditunjukkan dengan keberanian melakukan sesuatu. Perhatikanlah tingkah laku bayi berusia 8 - 9 bulan keatas ketika ia baru mulai bisa duduk dan mencoba untuk menirukan orang-orang dewasa disekitarnya. Dia akan meng-explorasi dunianya dengan penuh keberanian walaupun tubuhnya belum siap untuk itu. Karena dikepalanya ia belum memiliki konsep bahwa ia tidak mampu.

Dia akan terus bersemangat mencoba melakukan segala hal-hal baru dengan antuias dan tekun. Semua dihadapi 100% dengan penuh semangat, tawa dan air mata. Suatu totalitas keikhlasan yang sempurna. ia kerahkan segala yang ia punya sampai kemudian - jika ia kurang beruntung- berangsur-angsur mulai masuk pesan-pesan ketidakmampuan dari lingkungan yang dipenuhi oleh kata-kata "jangan", "tidak boleh" atau "tidak bisa". Sang bayi ikhlas itupun mulai meragukan potensi dirinya.

Perasaan bahwa Anda sanggup menentukan dan merancang kehidupan Anda sendiri sebenarnya kuat terasa didalam hati Anda. Terbukti setiap kali usaha Anda dikecilkan oleh orang lain Anda akan merasa tidak senang. Tetapi meskipun perasaan itu merupakan fitrah kelahiran manusia, pada saat masuk kedalam masyarakat ia akan "dipaksa" untuk menerima "kesepakatan bersama" bahwa ia hanya akan berhasil,

Kalau punya banyak uang,

Kalau punya banyak pengetahuan,

Kalau punya ijasah dari luar negeri,

Kalau punya koneksi orang dalam,

Kalau punya modal yang cukup,

Kalau punya tubuh yang ramping,

Dan beragam "kalau" yang tidak mungkin ia bisa penuhi semuanya.

Tulisan ini akan mengingatkan kepada anda bahwa Anda sudah dikaruniai berkah kelahiran yang luar biasa untuk bisa berhasil di dalam apapun rencana keberhasilan Anda. Bahwa default factory setting (baca: fitrah) semua manusia adalah untuk berhasil. Bahwa Alloh menciptakan manusia bukan untuk mengalami kegagalan. Bahwa kegagalan bukanlah nasib, melainkan serangkaian keputusan yang kurang tepat dan selalu bisa di-reset, diputar kembali kearah keberhasilan.
Sumber kuantum ikhlas

Tidak ada komentar: