Translate

28/06/14

Selamat Berpuasa

“Selamat memasuki ‘BBM’ (Bulan Berkah dan Maghfiroh) 
dalam suasana ‘PREMIUM’ (Prei Makan dan Minum), 
perbanyaklah isi ‘SOLAR’ (Sholat Lail dengan Rajin) dan 
‘MINYAK TANAH’ (Memperbanyak Tadarus dan Amarah)
dan jangan lupa isi ‘PULSA’ (Puasa Lebih Sabar).. 

Ada cela dalam canda. Ada dusta dalam tawa. 
Jika tabiatku membuatmu luka, hanya maaf yang dapat kupinta.
Ikhlaskan maafmu tuk peluk kalbuku 
menyambut bulan suci Ramadlan.


Selamat Menunaikan Ibadah Puasa...”.

07/06/14

Percayai Qodar

Manusia tidak suka dengan penolakan. Ia ingin semua keinginannya selalu terpenuhi. Padahal ditolak adalah salah satu bagian dari kehidupan kita. Kata seorang kawan, hidup itu adakalanya tidak bisa memilih. Perkataan itu benar adanya, cobalah kita renungkan, kita lahir kedunia ini tanpa ada pilihan; terlahir sebagai seorang pria atau wanita, berkulit coklat atau putih, berbeda suku bangsa, dsb. Demikian pula rezeki dan jodoh adalah hal yang berada di luar pilihan kita.  Kita hanya bisa menduga dan berikhtiar, tapi Allah juga yang menentukan.


”Sesungguhnya kalian dikumpulkan penciptaannya di dalam rahim ibunya selama 40 hari kemudian menjadi janin, lalu Allah mengutus malaikat dan diperintahkannya dengan empat kata dan dikatakan padanya: tulislah amalnya, rizkinya, jodoh dan ajalnya” (HR.Bukhari)

Pabila Cinta Ditolak


Seperti lagunya Ebiet G Ade dibawah ini...

Cintaku Kandas di Rerumputan

Aku mulai resah menunggu engkau datang
Berpita jingga, sepatu hitam
Kau bawa cinta yang kupesan ho...
Aku mulai ragu dengan keberanianku
Berapa cinta kau tawarkan?
Berapa banyak yang kau minta? Ha
Aku merasa terjebak dalam lingkaran membiusku
namun dorongan jiwa tak sanggup kutahan
Iblis manakah yang merasuk
aku memilih cara ini?
Mungkin karena 'ku merasa tak punya apa-apa


Dan ketika engkau datang
aku pejamkan mataku
Samar kudengar suaramu lembut memanggil namaku
Seketika sukmaku melambung
Kuputuskan untuk berlari menghindarimu sejauh mungkin
Cintaku kandas di rerumputan
ho ho ho ho ho ho ho ho ho
du du du du du du du du du
du du du du du du ho ho ho ho
du du du du du du du du du du du du du du du


Aku mulai sadar cinta tak mungkin kukejar
Akan kutunggu, harus kutunggu
sampai saatnya giliranku
Dan ketika engkau datang
aku pejamkan mataku
Samar kudengar suaramu lembut memanggil namaku
Seketika sukmaku melambung
Kuputuskan untuk berlari menghindarimu sejauh mungkin
Cintaku kandas di rerumputan
ho ho ho ho ho ho ho ho ho


Saya doakan semoga saudaraku yang mengalami penolakan, akan menemukan calon pasangan lain yang lebih baik dari yang menolak tersebut

Bagaimana rasanya bila kalimat di atas dialami oleh Anda?  Bisa saja langit terasa runtuh, hati berkeping-keping. Sang pujaan hati yang kita harapkan menjadi teman setia dalam mengarungi perjalanan hidup menampik lamaran kita. Segala asa yang pernah coba ditambatkan akhirnya karam. Cinta suci akhirnya bertepuk sebelah tangan.

Begitulah drama kehidupan menuju mahligai pelaminan memang berliku. Ada yang menjalaninya dengan smooth, amat mulus, tapi ada yang berliku penuh onak duri, bahkan ada yang pupus ditengah perjalanan karena cintanya tak bertaut dalam mahligai pernikahan.

Ini bukan saja dialami oleh para muda, kaum mudi-pun bisa mengalaminya. Bedanya, para pemuda mengalami secara langsung karena posisi mereka sebagai subyek/pelaku aktif dalam proses melamar. Sehingga getirnya kegagalan cinta, seandainya memang terasa getir- langsung terasa. Sedangkan kaum mudi perasaanya lebih aman tersembunyi karena mereka umumnya berposisi pasif, menunggu lamaran. Tapi manakala sang arjuna yang didamba memilih berlabuh dihati yang lain kekecewaan juga merebak dihati mereka.

Siapapun berhak kecewa manakala keinginan dan cita-citanya tidak tercapai. Perasaan kecewa adalah bagian dari naluri  yang diciptakan Alloh pada manusia. Manusia bukan onggokan daging dan tulang belulang. Ia juga bukan robot yang bergerak tanpa perasaan, tapi manusia memiliki emosi jiwa. Ia bisa bergembira tapi juga bisa kecewa.

Emosi negatif, seperti perasaan kecewa akibat tertolak, bukannya tanpa hikmah. Kesedihan akan memperhalus perasaan manusia, bahkan akan meningkatkan kepekaannya pada sesama. Bila dikelola dengan baik maka akan semakin matanglah emosi yang terbentuk. Tidak meledak-ledak lalu lenyap seketika. Ia akan siap untuk kesempatan berikutnya; kecewa ataupun bergembira. Jadi mengapa tidak bersyukur manakala kita ternyata bisa kecewa? Karena berarti kita adalah manusia seutuhnya.

Kegagalan meraih cinta juga bukan pertanda bencana. Tapi akan memberikan pelajaran berharga pada manusia. Seorang filsuf bernama John Charles mengatakan : Orang-orang yang gagal dibagi menjadi dua; yaitu mereka yang berfikir gagal padahal tidak pernah melakukannya, dan mereka yang melakukan kegagalan dan tak penah memikirkannya.


Karenanya kegagalan bukanlah akhir dari segalanya, tapi justru awal dari segala-galanya. Ambillah pelajaran dari sebuah kegagalan lalu buatlah perbaikan diri. Tentu saja itu dengan tetap mengimani qodar Allah SWT.