Translate

25/04/13

Perkawinan erat hubungannya dengan AGAMA

Allah menyuruh mengawini seorang perempuan bukan saja karena cantiknya, banyak harta kekayaannya dan tinggi kedudukannya, tapi ialah yang baik iman dan akhlaknya.

Rasulullah SAW bersabda:
“Jangan kamu mengawini perempuan karena kecantikannya, mungkin kecantikan itu akan membinasakan, janganlah kamu mengawini mereka karena harta kekayaannya mungkin harta kekayaan itu akan menyebabkan mereka durhaka dan keras kepala. Tetapi kawinilah mereka karena agamanya (iman dan akhlaknya). Budak perempuan yang hitam, tetapi beragama, lebih baik dari mereka yang tersebut di atas”. (HR Ibnu Majah dari Abdullah bin 'Amr

Nabi SAW memberikan password agar dalam mengusung niat berumah tangga atas dasar agama. Sebab ia mencukupi, mampu mewadahi dan melintasi batas ketiga unsur lainnya.

Rasulullah SAW bersabda,
“Perempuan itu dinikahi karena empat perkara; karena hartanya, karena keturunannya, karena kecantikannya dan karena agamanya, raihlah/carilah yang taat beragama, niscaya kamu beruntung.” (Rowahu al-Bukhari).

17/04/13

Mimpi jadi Kenyataan

Ketika kita menetapkan sebuah cita - cita 
Kita memiliki mimpi
Ketika kita mulai merencanakan
Mimpi kita menjadi mungkin terjadi
Ketika kita menjadwalkannya dan melakukannya
Cita - cita kita menjadi nyata









06/04/13

Wawancara Badrun dengan P Midun


BADRUN: "Saya mau nikah pak… tapi belum ada modal?"
P. MIDUN: “Nikah aja…kok pake nunggu ngumpulin modal, emang mau
               buka toko!.
                “Nikah kok nunggu mapan, nunggu kaya, nunggu sejahtera….Kebalik tuuh.
                Ayoo segera nikah, biar segera dimapankan, dikayakan, disejahterakan oleh Alloh”

BADRUN: "Tapi saya masih belum lulus kuliah pak?".
P. MIDUN: “..Emang sejak kapan rukun nikah pake ijasah.?!.

BADRUN: "Tapi saya belum punya kerjaan tetap pak?".
P. MIDUN: “Kebanyakan TAPI-nya kamu itu..! .Nggak penting punya pekerjaan tetap, yg penting tetap punya penghasilan..!!

BADRUN: "Ada yg bilang..Nikah muda itu bahaya lho pak, psikis pasangan muda kan labil?".
P. MIDUN: “..Mangkanya buruan nikah, biar segera stabil..!!

BADRUN: "Apa sih mas perbedaan besar antara pacaran dg nikah?"
P.MIDUN: “Pacaran itu pasti rawan maksiat. Tapi kalo Nikah…rawan rohmat..!

BADRUN: "..Calon saya udah sayang banget ma saya pak".
P.MIDUN: “Katakan pada calonmu itu, "Aku akan Buktikan cinta sejati ku dengani "qobiltu..!!!"  

BADRUN: "Pak, saya nunda nikah karena belum siap dari segi finansial?".
P.MIDUN: “Lhooo.., kenapa nikahnya yg ditunda, kenapa nggak finansialnya aja yg dipercepat.?!


BADRUN: "Padahal rencana saya nikah umur 30-an gitu pak"
P.MIDUN: “Coba deh diitung2, umpama cowok nikah usia 30. Anaknya lulus kuliah udah berapa   tuh usia sang bapak?. Yup, lebih dari 50 taun khan.?. Kalo nikahnya umur 20. Usia40-an sudah bisa gendong cucu tuh :)

P.MIDUN: “Saya nganter istri dulu ya…ini berpahala, lho. Kalo sama pacar? Jawab sendiri dah..!

Setelah P MIDUN pulang dari nganter istrinya…wawancara berlanjut

BADRUN: "Pak…saya sering liat.. ada orang dewasa yg nggak nikah2?"
P.MIDUN: “Lelaki dewasa yg belum juga berani nikah..kemungkinannya hanya ada 2: terlalu banyak maksiat, atau kejantanannya perlu dipertanyakan.

BADRUN: "Pak, saya pingin membahagiakan ortu dulu. Masa’ baru lulus, baru kerja, langsung minta nikah?".
P.MIDUN: “Heh, bukankah lebih keren kalo kita membahagiakan ortu, istri, juga mertua sekaligus?.

BADRUN: "Saya mau fokus di karir dulu pak".
P. MIDUN: “Astaghfirulloh, masih nggak percaya juga dengan firman Alloh?.
Nikah itu ngundang rezeki, baca deh QS An Nuur ayat 32. Udahlah, pokoknya orang keren
adalah orang yg nggak suka cari2 alasan..!!

BADRUN: "Pak, modal nikah itu berapa sih?"
P.MIDUN: “Yaa..seringan mungkin. Sesederhana mungkin… Muslimah mulia adalah yg ringan maharnya. Resepsi sesederhana mungkin. Undangan, sehemat mungkin.
Jangan boroskan duit buat resepsi.

BADRUN: "Pak, adakah penelitian yg membuktikan nikah itu bikin kaya?"
P.MIDUN: “Ooo..Buanyak. Lihat P Wahyudi…P Suharto..!  Mangkanya sempetin nderes ngaji, nggak baca status facebook doank :)

BADRUN: "Kenapa ya… ada yg usai nikah tapi ekonominya malah kesulitan?"
P.MIDUN: “Yg usai nikah dan lebih bahagia…Buanyaak lho. Jadi yg salah bukan nikahnya, tapi   faktor orangnya.  Dasar kamu..kenapa yg jeleeek dijadikan contoh, lihat tuuh mas Ali, mas Aan, pak Yos…setelah menikah rejekinya di gerojok Alloh :)

BADRUN: "Kalo belum ketemu jodoh gimana, pak?"
P.MIDUN: “Jodoh itu, sebagamana rezeki. Rezeki memang ditangan Alloh, tapi kalo nggak  dijemput ya bakal ditangan Alloh teruuus.  Perhatikan tuuh burung-burung keluar sarangnya  cari makan…siapa yg beri dia makan?..Alloh..!!

BADRUN: "Lha cara jemput jodoh itu gimana pak?"
P. MIDUN: “Masya..Alloooh…Gitu aja masih ditanyain? Ckckckck.. katanya udah gedhe, Kalo  udah ada yg disenengin…lapor tim PKW…biar dilancarin.

BADRUN: "Kenapa sih pak… dari kemaren ngomporin nikah mulu?"
P.MIDUN: “Karena saya pingin anak2 muda sebahagia kami, hehe. Kalian itu ya..
"Boro2 nikah, kuliah aja nggak lulus2. Boro2 nikah, kerja aja nggak dapet2. Boro2 nikah, usaha aja nggak jalan2. Boro2 nikah, ortu aja belum ngizinin. Boro2 nikah, jodoh aja nggak dapet2".
Ini nih pikiran anak muda yg pesimis. Asal tahu saja nih ya, di luar sana ada banyak banget yg nikah tapi kuliahnya makin lancar, yg nikah dan karirnya makin cepat, yg nikah dan usahanya makin melejit, yg masih muda tapi dapat jodoh yg hebat, yg masih muda tapi udah diizinin ortunya nikah.. Kira2 apa yg bedain kalian dg mereka?.

P.MIDUN: “Beneeer, mereka kreatif cari solusi, bukan cuma kreatif cari alesan :).
    “Mereka semangat cari jalan keluar, bukan cuma bisa ngeluh sambil fb-aan :)

P. MIDUN: “Daripada pingiin, buruan berbenah, dan segera nikah :)

P.MIDUN: “Nikah ituuuu, menenangkan lhoo. Juga menyenangkan. Beneran.!  Apalagi nikah muda, beuuh, serasa kayak pacaran. Tapi ini pacarannya keren, pacaran setelah pernikahan :)

Daripada protes terus dan tersinggung, panas-dingin, mending berbenah, mending berubah, mending berusaha dan berdoa, semoga bisa tergapai cita-citanya…. nikah walo masih muda..Amiin!  SAPASLB



05/04/13

Sungguh sangat Berharga punya pasangan taat Agama

Pada dasarnya kecantikan, kedudukan dan kekayaan bersifat lahiriah. 

Sedangkan ketaatan beragama bersifat lahir dan batin. 


Berasal dari kepahaman hati dan tampak dalam amalan.
Kepahaman membungkus setiap sifat dan gerak – gerik dalam keseharian.

Oleh karena itu, sungguh sangat berharga mempunyai pasangan yang taat beragama.



Rasulullah SAW bersabda, “Barangsiapa yang dikaruniai Allah istri yang sholihat, maka sungguh Allah telah menolongnya atas separo agamanya, maka hendaklah dia bertakwa kepada Allah dalam separo yang lainnya.” (Rowahu ath – Thabrani )

Syukur dapat istri Solihat


Allah berfirman, ”Kaum laki-laki itu adalah pemimpin bagi kaum wanita, oleh karena Allah telah melebihkan sebahagian mereka (laki-laki) atas sebahagian yang lain (wanita).” (QS an-Nisa 34). Rasulullah SAW bersabda, “Yang paling utamanya (melebihi emas dan perak) adalah lisan yang selalu berdzikir, hati yang selalu bersyukur dan istri yang beriman yang membantu suaminya atas keimanannya.” (Rowahu Ibnu Majah dan at-Tirmidzi) Pro: D di S



AKU, KAU & KUA

ada AKU, ada KAU, ada KUA.... Jadikan ajaaa..!


Janji Pertolongan Alloh


Rasullulloh SAW bersabda: "Ada tiga manusia yg Alloh pasti menolong mereka, yaitu mujahid dijalan Alloh, budak yg berniat melunasi pembebasannya dan orang yg MENIKAH karena ingin TERJAGA" (Rowahu at-Tarmidzi, ia berkata hadits hasan shohih)

Cinta & Perkawinan


Jika sebuah KELUARGA dibangun dengan niat ibadah dan didasari dengan ketulusan semata-mata karena Alloh, maka CINTA itu akan tumbuh dengan sendirinya... seiring perjalanan waktu.. Dan semakin lama cinta itu semakin tumbuh mekar mengembang.

Istikhoroh

Hidup adalah pilihan. Semua orang rasanya setuju dengan statement itu. Karenanya di dalam agama diatur dengan runtut, lewat amalan sholat sunat Istikharah. Biasanya, orang gethol melakukannya pas nyari pasangan hidup. Entah kenapa, seolah istikharah identik dengan nyari jodoh. Padahal tidak begitu seharusnya. Atau urusan lain yang berat – berat. Selain itu, seperti angin lalu. Doanya pun, yang lumayan panjang tergerus. Dulu hafal, sekarang tidak dijamin lagi. Walau sudah jelas manfaat, fungsi dan prakteknya, tidak serta – merta tanpa bias. 

Beberapa hari menjelang tutup tahun 2012, seorang teman curhat dan minta doa agar digampangkan jodohnya. Sebelum saya mengamininya, saya bertanya apa yang sebenarnya sedang terjadi. What’s going on Bro? Rupanya si kawan ini terjebak antara dua pilihan, memilih adiknya apa kakaknya. Calon mertua sih oke – oke saja, gak ada masalah. Asal anaknya mau, baik si kakak ataupun si adik, silahkan saja. Rupanya si kawan lebih senang memilih adiknya. Tetapi sayang bertepuk sebelah tangan. Yang dipilih merasa keberatan dan mendorong pilih kakaknya saja. Sayang si kawan ini tidak sreg dengan kakaknya. Mbullet dan mbules. Proses pun berlarut – larut tak kunjung jeda. Dan si kawan dibuat pusing karenanya. 

Maka pertanyaan saya pertama yang meluncur pun standar, “Sudah Istikharah?”
Jawabnya, “Sudah.” 
“Lho, kalau sudah kenapa pusing?”
“Kan saya minta –(milih) adiknya, tetapi yang mau malah kakaknya.” 
“Coba kamu baca lagi doa istikharah yang kamu baca itu?”
“Emang kenapa?”
“Oalah Bro, Bro,,, Kan sudah jelas disitu, kalau memang gak baik buat kita, Allah supaya jauhkan dari kita dan menggantinya dengan yang baik.”
“Kan saya mintanya supaya dia barokah bagiku. Kalau gak mau jadi mau, kalau gak suka jadi suka.”
“Sebentar, kamu tahu kan? Apa – apa yang kamu anggap baik belum tentu baik menurut Allah, dan apa – apa yang kamu benci belum tentu jelek. Kamu hafallah dalil itu.”
“Kan qodar bisa dirubah dengan doa!”
“Betul……”
“Kan nasehat sebagian dari sihir!” 
“Betul…… Sekarang yang kamu lakukan apa?”
“Istikharah.”
“Doa yang kamu baca?”
“Doa istikharah.”
“Berarti kamu bertolak belakang dalam doamu.”

Hening sejenak, kawan tersadar dengan kekeliruannya.

“Harusnya sholat hajat ya?”
“Aku tidak menyarankan begitu. Mau sholat hajat, mau sholat istikharah, mau sholat tahajud, boleh – boleh saja. Tetapi lihatlah secara menyeluruh apa sebenarnya yang kamu inginkan dan apa yang kamu lakukan. Dan secara umum coba fahami lagi lebih seksama hal – hal kecil yang sering terlewatkan. Sebagai bentuk pemahaman terhadap hukum – hukum Allah secara menyeluruh. Karena antara satu dan lainnya saling terkait, saling memperkuat dan tidak mungkin saling jegal. Hanya kesembronoan kita saja, itu bisa terjadi.”
“Maksudnya?”
“Orang tidak sadar dengan apa yang dia perbuat. Tetapi mengharapkan di luar yang dia lakukan. Kalau aku jadi kamu, maka saya akan kawin dengan kakaknya dan melupakan adiknya.”
“Kenapa bisa begitu?”
“Karena saya yakin dengan doa istikharah itu. Dan saya tidak melihat wajah kedua anak itu, ha, ha, ha,,,,,,”
“Tetapi, aku lebih suka dengan adiknya.”
“Itulah masalahmu. Tidak percaya dengan doa sendiri. Bagaimana Allah akan mengabulkannya, kalau kamu sendiri mengingkarinya?”
“Saya yakin Allah akan mengabulkan doaku.”
“Keyakinan tanpa pengamalan, tak berguna banyak Kawan. Karena kamu tidak bisa membuktikan. Kalau kamu masih seperti itu, saya hanya bisa mendoakan semoga Allah memberikan yang terbaik untukmu. Amin.” 

Banyak di antara kita terjebak dalam kubangan serupa. Apa yang diinginkan tidak sesuai dengan apa yang diminta. Cerita kawan saya, adalah salah satunya. Contoh lainnya, banyak orang minta kefahaman tapi tidak mau mencarinya. Boro – boro deres, ngajinya saja malah berkurang. Tapi keukeuh minta difahamkan oleh Allah. Banyak yang berdoa minta sehat, tetapi malas berolah raga. Banyak yang berdoa minta kaya, tetapi tidak mau bekerja dan berusaha. Nah, kembali ke masalah di atas, mari kita simak riwayat sholat istikharah berikut ini.

Jabir bin Abdillah ra. berkata: adalah Rasulullah SAW mengajari kami shalat Istikharah untuk memutuskan segala sesuatu, sebagaimana mengajari surah Al-Qur-an. Beliau bersabda: “Apabila seseorang di antara kamu mempunyai rencana untuk mengerjakan sesuatu, hendaknya melakukan shalat sunah (Istikharah) dua rakaat, kemudian bacalah doa ini: “Ya Allah, sesungguhnya aku meminta pilihan yang tepat kepadaMu dengan ilmu pengetahuanMu dan aku mohon kekuasaanMu (untuk mengatasi persoalanku) dengan kemahakuasaanMu. Aku mohon kepadaMu sesuatu dari anugerahMu Yang Maha Agung, sesungguhnya Engkau Mahakuasa, sedang aku tidak kuasa, Engkau mengetahui, sedang aku tidak mengetahuinya dan Engkau adalah Maha Mengetahui hal yang ghaib. Ya Allah, apabila Engkau mengetahui bahwa urusan ini (orang yang mempunyai hajat hendaknya menyebut persoalannya) lebih baik di dalam agamaku, kehidupan/perekonomian dan akibatnya terhadap diriku atau Nabi i bersabda: …di dunia atau akhirat - sukseskanlah untuk ku, mudahkan jalannya, kemudian berilah berkah. Akan tetapi apabila Engkau mengetahui bahwa persoalan ini lebih berbahaya bagiku dalam agama, kehidupan/perekonomian dan akibatnya kepada diriku, maka singkirkan ia dariku, dan jauhkan aku daripadanya, takdirkan kebaikan untuk ku di mana saja kebaikan itu berada, kemudian berilah keridhoanMu kepadaku.” 

Istikharah adalah bentuk kepasrahan bulat - bulat kepada Allah. Totalitas. Lihat saja artinya, istikharah adalah minta kepada Allah suatu kebaikan (al-Khairah) atau minta pilihan yang terbaik kepada Allah (al-Khayaroh). Atau gampangnya minta dipilihkan. Dan coba simak baik – baik doanya. Resapi maknanya. Disitu dituturkan, jika baik segerakanlah, gampangkanlah dan barokahilah. Jika jelek, jauhkan dia dan gantilah dengan yang baik yang Allah ridho. Pada awal doa adalah pernyataan kepasrahan dan ketidakberdayaan seorang hamba. Jadi apakah tepat, dengan istikharah kita ingin merubah qodar Allah, memaksakan doa kita? 

Si Kawan tadi tidaklah sepenuhnya salah. Dia hanya tersihir oleh buaian cinta, yang konon sering membutakan dan menulikan. Maka, segudang ilmu yang dia miliki seperti tanpa guna menghadapi dahsyatnya gelombang asmara. Memang sudah banyak di antara kita yang meninggalkan sunah ini dalam memilih/dipilihkan perkara. Nah, sebagai penyemangat saya kutib sabda Rasulullah berikut. Sesungguhnya Rasulullah SAW bersabda; “Salah satu kebahagiaan anak Adam adalah menyerahkan pilihannya kepada Allah dan keridhaannya terhadap ketentuannya. Salah satu kesengsaraan anak Adam adalah meningggalkan istikharahnya kepada Allah dan menolak ketentuannya.” (Rowahu Ibnu Hibban).